JANGAN ANGGAP SEPELE KASUS PENYIKSAAN HEWAN

 

Paw Heroes, belakangan ini banyak sekali berita tentang penyiksaan hewan beredar di media sosial. Kasus penyiksaan hewan terjadi mulai dari yang ringan hingga yang sadis. Kadang kita bertanya-tanya kok bisa ya orang begitu tega menyiksa hewan. Namun, mungkin sebagian orang memiliki respon berbeda. Pada tiap kasus penyiksaan hewan terkadang ada saja yang menunjukkan sikap tidak mempermasalahkan, seolah hal itu tidak apa-apa.

Animal Cruelty Abuse by Human Stock Vector - Illustration of murder,  rabbit: 38423111

Sumber: Dreamstime.com

 

Tapi ternyata, hanya karena korbannya hewan, penyiksaan hewan tidak boleh dianggap sepele. Berdasarkan pernyataan dari Federal Bureau of Investigation atau FBI, penyiksaan hewan adalah indikasi perilaku gangguan psikopati. Orang yang menyiksa hewan, berpotensi menyiksa manusia juga kelak, dan menjadi ancaman bagi masyarakat. Nah, seram sekali bukan? Jadi, ketika kita bicara penyiksaan hewan, kita tidak hanya berfokus pada korban hewannya saja, tapi juga pada pelaku. Karena pelaku dikhawatirkan dapat melakukan penyiksaan yang lebih kejam lagi, bahkan pada manusia!

 

The Untold Story Of Secret Plot To Kill Jeffrey Dahmer

Sumber: Radar Online

Salah satu kasus terkenal adalah seorang bernama Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh berantai asal Amerika Serikat. Dahmer mengakui kerap melakukan penyiksaan terhadap hewan ketika Ia masih muda. Lambat laun seiring Ia tumbuh dewasa, Dahmer mulai mencari-cari korban lain untuk disiksa. Hal ini terus dilakukan hingga Ia beralih ke pembunuhan manusia. Ini adalah contoh mengerikan tentang penyiksaan hewan yang dapat berkembang menjadi tindakan kejahatan yang lebih serius pada manusia. Sayangnya, kasus seperti ini bukan hanya satu kali, banyak contohnya di seluruh dunia.

 

Seorang yang melakukan penyiksaan pada hewan dapat disebabkan oleh macam-macam faktor, diantaranya seperti: 

  1. Kurangnya pengawasan dan pendidikan orang tua: Orang tua yang tidak memperhatikan tanda-tanda perilaku anak yang menyiksa hewan atau tidak memberikan pemahaman tentang pentingnya menghormati makhluk hidup lain dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak.

  2. Gangguan perkembangan sosial dan emosional: Anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan sosial dan emosional lebih mungkin terlibat dalam penyiksaan hewan sebagai bentuk ekspresi yang tidak sehat dari frustasi atau amarah.

  3. Kekerasan domestik: Lingkungan yang didominasi oleh kekerasan atau kekerasan dalam rumah tangga dapat menyebabkan anak meniru perilaku tersebut dan menyalurkannya pada hewan yang lebih lemah.

 

What Makes Children Love Animals More Than Adults?

Sumber: Kids World Fun

 

Dengan demikian, pada intinya kita tidak boleh anggap sepele kasus penyiksaan pada hewan. Bila kita tidak dapat berempati pada hewannya, minimal kita harus khawatir pada pelaku. Apa dasar pelaku melakukan penyiksaan? Apakah disengaja atau tidak disengaja? Kita harus telusuri dan tetap anggap serius, untuk mencegah terjadinya penyiksaan yang lebih berat di kemudian hari. Terakhir, tak lupa bahwa penting juga untuk memupuk rasa belas kasih dan sayang pada hewan pada diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.

 

Sumber:

The Washington Post. (2020). A Disturbing Sign of Psychopathy.

PETA. (nd). Small Animals Were the First Victims of Dahmer, Bundy, and Other Killers.